Menjadi Hafidz Alquran Sejak Janin
Sumber: ar.europeanwriterstour.com |
Memiliki anak yang sholeh dan sholehah
serta hafal Alquran pastinya merupakan impian setiap orang tua. Terlepas orang
tua tersebut hafidz quran atau bukan, ini bukan alasan kita tidak bisa
mewujudkan impian itu. Banyak penghafal Alquran yang terlahir dari orang tua
yang bukan hafidz, akan tetapi mereka memiliki keteguhan hati, berikhtiar
dengan segala upaya, berdoa, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah swt. Salah
satu inspirasi dalam mendidik hafidz sejak dalam kandungan adalah Abdullah
Fadhil Asy-Syaqaq.
Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq berkat karunia
dari Allah swt, dia berhasil menghafal Alquran 30 juz pada saat usianya belum
genap 7 tahun. Bukan hanya hafal Alquran, tetapi ia pun memahami isi kandungan
Alquran, dan hafal berbagai matan dasar-dasar cabang disiplin ilmu lainnya,
sehingga ia mendapat gelar doktor dari Universitas Peradaban Islam Terbuka (The
Islamic Civilization Open University) Libanon.
Berbagai kejuaraan dan penghargaan yang
diperoleh sang anak Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq tentunya ini merupakan karunia
yang sangat besar yang telah Allah berikan serta tak terlepas dari ikhtiar sang
orang tua. Berikut beberapa langkah ikhtiar yang dilakukan Fadhil Asy-Syaqaq
(ayah dari Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq):
A. Periode Sebelum Mengandung
Suami dan istri senantiasa menjaga diri
agar dalam keadaan suci dari hadats, serta sang suami selalu memotivasi istri
agar semangat melakukan kebaikan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.
Selain itu, sang istri juga merutinkan membaca wirid dan zikir harian,
mengerjakan shalat-shalat Sunnah, dan selalu membaca Alquran.
B. Periode Ketika Mengandung
Ketika memasuki usia kehamilan tiga bulan,
dimulailah program Alquran secara terjadwal, di antaranya:
1. Pada usia kehamilan tiga bulan, sang
istri membaca Alquran minimal 1 juz sehari secara urut dari juz pertama hingga
akhir. Hendaknya membaca Alquran dalam suasana yang tenang. Biasanya sang istri
masuk ke mushala rumah dan menutup pintunnya, kemudian membaca Alquran dengan
suara yang dapat didengar, dengan niat memperdengarkan bacaan itu kepada janin.
2. Pada usia kehamilan empat bulan, sang
istri membaca Alquran 2 juz.
3. Pada usia kehamilan lima bulan, sang
istri membaca Alquran 3 juz.
4. Pada usia kehamilan enam bulan, sang
istri membaca Alquran 4 juz.
5. Pada usia kehamilan tujuh bulan, sang
istri membaca Alquran 5 juz.
6. Pada usia kehamilan delapan bulan, sang
istri membaca Alquran 6 juz.
7. Pada usia kehamilan sembilan bulan, sang
istri membaca Alquran 7 juz.
C. Periode Setelah Mengandung atau
Melahirkan
Setelah lahir sang ayah melakukan
amalan-amalan Sunnah seperti zikir dan wirid harian, sedekah, membacakan azan
di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri, dan mengadakan aqiqah di hari
kelahirannya. Pada hari pertama sampai 40 hari, sang ayah membacakan sebagian
ayat Alquran meski secara acak kepada sang bayi dengan berusaha semaksimal
mungkin agar suci dari hadats, lebih-lebih ketika sang bayi sedang menyusui.
Kemudian sejak itu sang ayah dan ibu mulai menerapkan kembali program yang
telah direncanakan yaitu membacakan Alquran secara urut dan zikir-zikir kepada
sang bayi.
Di antara pencapaian Abdullah Fadhil
Asy-Syaqaq adalah pada usia satu tahun lebih tiga bulan ia sudah hafal beberapa
surat pendek. Pada usia dua setengah tahun ia hafal juz amma secara sempurna. Kemudian,
pada usia lima tahun menghafal secara serius dan pada usia sebelum genap tujuh
tahun beliau hafal Alquran secara sempurna.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberkahi
dan menjaga keluarga Fadhil Asy-Syaqaq. Demikian perjalanan singkat mengenai
ikhtiar Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq dan sang istri mendidik anaknya agar menjadi penghafal Alquran. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita agar bisa mengikuti langkah-langkah yang telah
disebutkan untuk mendidik anak-anak kita menjadi penghafal Alquran bahkan dari
sejak kandungan. Aamiin Allahumma Aamiin.
Sumber: Sayyid, Salafuddin Abu. 2013. Balita
pun Hafal Alquran. Solo: Tinta Medina.